Kamis, 07 Desember 2017

PEMBERONTAKAN PKI MADIUN 1948

Pemberontakan PKI Madiun berawal dari upaya Amir Syarifuddin menjatuhkan Kabinet Hatta. Ia membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) di Surakarta, pada tanggal 26 Februari 1948. FDR terdiri atas Partai Sosialis Indonesia, PKI, Pesindo, PBI, dan Sarbupri. Guna mencapai tujuan itu, FDR menerapkan strategi sebagai berikut :

  1. Dalam parlemen, FDR mengusahakan terbentuknya front nasional yang mempersatukan  berbagai kekuatan sosial-politik dalam rangka menggulingkan Kabinet Hatta
  2. FDR berupaya menumbuhkan ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah dengan cara pemogokan umum dan berbagai bentuk pengacauan
  3. FDR menarik pasukan pro-FDR dari medan tempur untuk memperkuat wilayah yang telah dibina
  4. FDR menjadikan Madiun sebagai basis pemerintahan dan Surakarta sebagai daerah kacau (untuk mengalihkan perhatian dan menghadap TNI)
Pada tanggal 11 September 1948, terjadi bentrokan berdarah di Surakarta antara pasukan propemerintah Republik Indonesia (Divisi Siliwangi) melawan pasukan pro-PKI (Divisi IV).  Guna mengatasi keadaan, pemerintah menunjuk Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer Surakarta dan sekitarnya, yang meliputi daerah Pati, Semarang, dan Madiun. Pada tanggal 17 September 1948, pasukan pro-PKI mundur dari Surakarta.

Kejadian di surakarta ternyata hanya sebagai pengalihan perhatian . Sementara kekuatan TNI terjun ke surakarta, pada tanggal 18 september 1948, sumarsono dari Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia) dan Letnan Kolonel Dahlan dari Brigade 29 yang pro-PKI menggalang perebutan kekuasaan di madiun. Tindakan tersebut disertai penangkapan dan pembunuhan penjabat sipil, militer, dan pemuka masyarakat.

Muso dan Amir Syarifuddin sedang berada di Purwodadi ketika kudeta di madiun berlangsung. Mereka kemudian segera menuju ke madiun untuk mendukung kudeta dan mengambil alih pimpinan. Secara resmi mereka memproklamasikan berdirinya Soviet Republik Indonesia. Tindakan Muso dan Amir Syarifuddin tersebut membuktikan pemberontakan di madiun didalangi oleh PKI.

Menghadapi pemberontakan PKI di madiun, pemerintah republik indonesia bersikap tegas. Ketegasan itu tampak dari pidato Presiden Soekarno yang mengajukan pilihan kepada rakyat, yaitu ikut Muso dengan PKI-nya atau ikut Soekarno-Hatta. 


PIDATO SOEKARNO-HATTA

“Rakyatku tercinta, atas nama perjuangan kemerdekaan Indonesia, Saya meminta kalian pada saat yang kritis, saat kalian dan saya sendiri sedang menghadapi ujian terbesar untuk memilih antara mengikuti Moesso dan partai Komunisnya, yang akan mengganggu terciptanya suatu negara Indonesia yang merdeka, atau ikut Sukarno-Hatta yang dengan bantuan Allah SWT, akan menjadikan Republik Indonesia suatu negara Indonesia merdeka yang tidak akan dijajah oleh bangsa manapun juga….Dukunglah pemerintah, baktikan dirimu sekuat tenaga untuk membantu organ-organ pemerintah dalam berjuang melawan pemberontak dan mengembalikan pemerintah yang sah di wilayah yang sedang bergolak. Madiun harus kembali ke tangan kita secepat mungkin.”

Rakyat mendukung pemerintah republik indonesia. Pemerintah kemudian mengintruksikan Kolonel Sadikin dari Divisi Siliwangi untuk merebut kembali kota Madiun.

Madiun diserang dari dua arah, dari barat oleh pasukan Divisi Siliwangi dan dari timur oleh pasukan di bawah pimpinan Kolonel Sungkono. Pada tanggal 30 september 1948, madiun dapat dibebaskan dari pasukan pro-PKI. Pengejaran terhadap para tokoh pemberontak terus dilanjutkan. Muso tewas tertembak dalam pengejaran di ponerogo. Amir Syarifuddin beserta Maruto Darusman, Suripto, dan Sarjono dapat ditangkap di purwodadi. Peristiwa ini mengakhiri pemberontakan PKI madiun.

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam PKI
  1. Muso (Tokoh utama danPemimpin pemberontakan PKI Madiun tahun 1948)
  2. Amir Syarifuddin (Pemimpin FDR)
  3. Kolonel Dahlan (Pemimpin Brigade 29)

Tokoh tokoh yang ditugaskan dalam penumpasan PKI di madiun 
  1. Tentara dari Jawa Tengah dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto.
  2. Tentara dari Jawa Timur dipimpin oleh Kolonel Sungkono.

Dampak dari Pemberontakan PKI di Madiun

Dampak Negatif

Pemberontakan PKI telah ikut melemahkan kekuatan pertahanan pasukan Republik Indonesia yang tengah menghadapi Agresi Militer Belanda.

Dampak Positif

Amerika Serikat tertarik untuk membantu dan membela Indonesia , karena pihak Republik bertindak tegas terhadap pemberontakan PKI . Saat itu Amerika takut pengaruh Uni Soviet akan berkembang di Indonesia.